TRIBUNNEWS.COM – Bayleigh Teepa-Tarau menciptakan cerita di turnamen golf pemuda terbesar di Selandia Baru.
Bayleigh Teepa-Tarau yang masih berusia 12 tahun memenangkan golf di Asosiasi Lomba Sekolah Menengah yang diselenggarakan di Tauranga.
Ia memenangkan turnamen tersebut meski hanya bermain sebanyak tiga ronde saja.
“Hal yang saya sukai dari golf adalah memukul tongkat saya,” kata Teepa-Tarau kepada Newstalk ZB, jaringan radio nasional di Selandia Baru, via SI.
“Saya bermimpi untuk datang ke sini dan finis di posisi pertama. Dan saya bersenang-senang,” tuturnya.
Kompetisi ini dimainkan di bawah sistem poin Modified Stableford.
Teepa-Tarau menyelesaikan kejuaraan dengan skor 87 selama tiga putaran sembilan lubang, rata-rata lebih dari satu pukulan di bawah par per lubang.
Sementara itu, Teepa-Tarau diketahui berasal dari Taneatua, sebuah kota dengan 970 penduduk yang memiliki lapangan golf.
Keluarga Teepa-Tarau mengungkapkan kebanggaannya atas kinerja pegolf muda itu.
Apalagi, anak berusia 12 tahun itu menghadapi tantangan dalam hidupnya karena mengidap autisme.
“Saya sangat bangga padanya,” kata ayahnya, Hemi Tarau dilansir SI.
“Saya terkejut melihat seberapa baik dia melakukannya karena autismenya, tapi saya tidak terkejut.”
“Dia bukan anak yang suka olahraga beberapa tahun yang lalu, tapi dia baru saja mulai melakukannya sekarang dan hal itu telah memberikan hal-hal luar biasa untuk kepercayaan dirinya,” tuturnya.
Ayah Teepa-Tarau menduga ada sesuatu dalam gangguan spektrum autisme yang sangat cocok dengan temperamen golf.
Sebab pria berusia 12 tahun itu hanya suka memukul, mengayunkan tongkat golfnya.
“Dia tidak terlalu bingung jika pukulannya buruk,” sambung Ayah Teepa-Tarau.
“Dia hanya suka memukul, jadi dia tidak peduli.”
“Dan dia tidak tahu seberapa bagus dia, meskipun dia diberitahu banyak tentang hal itu dalam beberapa hari terakhir,” terangnya.
Sang guru, Whetu Wiremu, mendukung Bayleigh selama tiga hari mengikuti kompetisi tersebut,
Ia mengatakan bahwa perjalanan mereka bersama telah dimulai jauh sebelum itu.
Ketika Wiremu menyadari bahwa Bayleigh telah mengayunkan tongkat sejak dia bisa berjalan, dia membuat keputusan untuk secara resmi memperkenalkan anak muda itu pada golf.
“Dia bahkan tidak pernah berbicara dengan siapa pun,” kata Wiremu kepada Golf NZ.
“Saya telah melakukan banyak pekerjaan dengannya selama beberapa tahun terakhir hanya untuk mengeluarkannya dari cangkangnya dan terjun ke dunia olahraga dan saya memperlakukannya seperti saya memperlakukan semua anak lainnya,” tuturnya.
Sumber : TribunNews