Skandal golf ternama kini mengancam Arab Saudi. Ini terkait turnamen golf profesional yang dibiayai oleh Dana Investasi Publik (PIF) negara itu, LIV Golf League.
Associated Press (AP) menyebut kasus di sana bisa menguak rahasia kerajaan. Apa sebenarnya yang terjadi?
Hal ini dimulai dari sejumlah nama pemain kontroversial yang mendaftar untuk bermain dalam LIV Golf League. Ada beberapa nama besar golf seperti Brooks Koepka, Phil Mickelson, Bryson DeChambeau, Patrick Reed, Kevin Na, Ian Poulter, dan Sergio Garcia.
Mereka kini, menjadi wajah LIV Golf League. Hal ini pun menganggu turnamen golf lainnya, PGA Tour, kejuaraan yang dibuat Asosiasi Pegolf Profesional Amerikan.
“Pindahnya para pemain membuat kejuaraan yang dibuat itu ‘kosong’,” tulis media AS tersebut, dikutip Jumat (17/3/2023).
Itu kemudian berkembang menjadi gugatan monopoli di pengadilan federal di California, Amerika Serikat (AS). Alhasil LIV Golf League milik Arab Saudi bertarung melawan PGA Tour.
Kasus ini pun terus bergulir. Seorang hakim federal bersikeras hendak memanggil pejabat kerajaan Arab Saudi yang terkait dengan PIF, sebagai penyandang dana, ke AS.
Bisa Dipanggil
Sebenarnya, dalam hukum internasional yang berlaku umumnya, para pemimpin dan pemerintah suatu negara terlindungi sehingga tidak dapat diseret ke pengadilan negara lain. Namun di AS, aktivitas komersial menjadi pengecualian.
Seorang hakim AS mengatakan bahwa ketika muncul liga golf baru di AS, pejabat dan pemerintah Arab Saudi “tidak terlindungi dari pengadilan” Paman Sam seperti biasanya negara-negara berdaulat. Apalagi ini soal bisnis yang ada di negeri itu di mana mereka menjadi pejabat pengelolanya, dengan dana PIF Arab Saudi 93% di LIV Golf League.
Alhasil pengacara PGA menanggapi dan mempertanyakan reputasi Arab Saudi dan Pangeran Mohammed yang dianggap “menakut-nakuti bisnis”. Di sinilah muncul keinginan menanyai pejabat Arab Saudi.
Perlu diketahui, LIV Golf League diketuai Yasir al Rumayyan, yang ditunjuk Putra Mahkota dan Perdana Menteri (PM) Mohammed bin Salman (MBS). Yasir adalah Gubernur PIF.
Ia pun diketahui sebagai ketua yayasan kekayaan kedaulatan Kerajaan Arab Saudi, Ketua Newcastle United dan ketua raksasa minyak, Saudi Aramco. Dalam kasus LIV Golf League, ia sendiri yang merekrut pemainnya, menyetujui kontrak LIV, dan memiliki posisi sebagai pembuat keputusan serta manajer liga golf.
Arab Saudi menentang keputusan tersebut. Mereka bersikeras bahwa pengadilan AS tidak memiliki yurisdiksi atas pejabat tingginya.
AP menulis, jika benar pengadilan mendatangkan Rumayyan, ini bisa saja membuka tabir “rahasia bisnis” kerajaan. Bukan hanya rincian kesepakatan tapi juga sejumlah perjanjian yang diisukan melibatkan Donald Trump.
Pengamat menilai kasus ini penting di luar dunia golf. Arab Saudi telah tegas dalam investasi bisnis dan hubungan politik AS, tetapi sekarang menghadapi tuntutan pengadilan untuk transparansi serta akuntabilitas yang lebih besar.
Desakan para pejabat Arab Saudi agar pengadilan AS “tidak banyak bicara atau tidak mengatakan apa-apa” atas tindakan mereka, disebut sangat sensitif. Tahun lalu, kerajaan, dengan dukungan hukum dari pemerintahan Presiden Joe Biden, disebut juga “berhasil” membungkam pengadilan Amerika terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang juga disidang di AS.
Dilaporkan sebelumnya, pejabat intelijen AS telah menyimpulkan bahwa pembantu dan pejabat Arab Saudi dikirim oleh MBS dan telah membunuh Khashoggi. Pembunuhan itu telah membuat retak hubungan Biden dan MBS.
Sumber: CNBC